Lebih Produktif

Blog ini dibuat pada tahun 2016 berdasarkan niatan baik dari hati dan bertujuan sebagai penyaluran hobi menulis dan menyampaikan uneg-uneg. Siapa sih yang nggak punya cerita dalam kehidupannya? Semua orang pasti punya pengalaman pahit dan manis, yang akan mempengaruhi diri dan kehidupannya.

Masalahnya adalah, bagaimana agar menuliskannya dalam bahasa yang mudah dipahami, paling tidak untuk merefresh ingatan kita, supaya nggak pikun-pikun amat. Ini tahun 2018, dan selama tiga tahun sejak blog ini lahir, hanya ada tujuh tulisan saja yang terpublish, Bukan prestasi yang patut dibanggakan sih kalo dipikir-pikir.

Menulis itu bukan perkara gampang. Tidak semudah bicara mengungkapkan kata-kata. Eh, bicara juga gak gampang lho, harus pandai memilih kata supaya kalimatnya efektif. Perlu berpikir dengan penuh kehati-hatian untuk menentukan kalimat yang pas dan bermakna. Karena sebuah tulisan menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang. Setidaknya, nggak malu-maluin amat lah saat sepuluh tahun lagi tulisan ini direview dan dibaca ulang. Tapi yang sering terjadi adalah pengeditan ulang setelah tulisan di publish. *padahal siapa juga yang mau baca tulisan receh begini?

Faktor lainnya adalah konsistensi menulis. Memang susah-susah gampang menjaga komitmen supaya tetap rajin menulis secara periodik. Sama seperti sulitnya menjaga kadar keimanan kita supaya tetap stabil dan progresif. Sama beratnya dengan menjaga komitmen supaya tetap mesra kepada pasangan. Selalu saja ada godaan yang membuat enggan untuk berbuat. Badan capek sehingga kasur lebih menggoda daripada buka laptop, kerjaan menumpuk yang membuat otak overload, anak-anak rewel dan butuh perhatian ekstra, menjadi alasan yang paling bisa dimaklumi dan dimaafkan. Yang nggak bisa ditolerir adalah ketika kamu sibuk streaming buat ngikutin serial tv kesukaan, sehingga lupa kalau waktu bisa dengan cepatnya menguap. Huhuhu...

Namun alasan yang paling utama ada di dalam diri sendiri. Saya pernah mengikuti suatu sesi motivasi dan mendapatkan jurus jitu untuk mengubah potensi diri. Yang pertama adalah melepaskan belenggu gajah. Gajah adalah binatang besar dan kuat, namun masih bisa dikendalikan ketika kakinya dibelenggu. Artinya adalah, kemauan untuk berubah harus berasal dari dalam diri. Ini adalah faktor yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan potensi diri seseorang, namun ternyata langkah yang paling mudah dilakukan jika kita punya keyakinan.

Yang kedua adalah keluarlah dari kotak korek api, yaitu lingkungan yang mengungkung dan menghambat diri kita untuk berubah menjadi lebih baik. Ini lebih sulit untuk dilakukan. Karena selain berani, ternyata seseorang juga harus nekat. Jadi disaat kamu merasa terjebak dalam suatu kondisi yang membuatmu merasa nggak bisa maju dan berkembang, mungkin itu adalah pertanda kamu harus hijrah ke tempat yang lebih baik.

Alhamdulillah, saya senang bisa menemukan passion untuk menulis lagi. Mungkin ini yang dinamakan berkah Ramadhan, meskipun saya mengharapkan yang lebih, yaitu bisa mendapatkan berkah malam lailatul qadr. Oiya, lebaran tinggal tiga hari lagi, Jum'at besok kita semua menjalankan ibadah sholat Iedul Fitri. Saya mohon maaf lahir batin ya bagi yang pernah tersakiti atas segala khilaf dalam hal perkataan dan perbuatan baik yang disengaja maupun tidak. Semoga amalan ibadah puasa kita diterima dan dicatat sebagai amal kebaikan yang akan mengantarkan kita ke Jannah. Dan setelah bulan Ramadhan ini, kita kembali pada kesucian diri, serta menjadi orang yang lebih baik dan bermanfaat daripada sebelumnya. Amiiin..

Udah dulu ya. Saya ngantuk banget. Mau ngelanjutin tidur yang tertunda gara-gara Ameera minta dibuatin susu botol. Ebtw, dalam satu hari ini saya bisa posting dua tulisan lho..*bangganya luar bisa

Komentar

Postingan Populer